Minggu, 01 Desember 2013

Sejarah Peminatan Sekolah Menengah Atas


Sejarah adalah ilmu tentang asal-usul dan perkembangan masyarakat yang memiliki arti penting sebagai pengalaman masa lampaunya, sedangkan Pendidikan Sejarah merupakan suatu proses internalisasi nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan kesejarahan dari serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik (Gagne dan Briggs, 1979).
Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut;
a)      Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri, masyarakat, dan bangsanya.
b)      Mengembangkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan penghargaan terhadap hasil dan prestasi bangsa.
c)      Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya konsep waktu dan ruang dalam berfikir kesejarahan.
d)      Mengembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking), keterampilan sejarah (historical skills), dan wawasan terhadap isu sejarah (historical issues), serta menerapkan kemampuan, keterampilan dan wawasan tersebut dalam kehidupan masa kini
e)      Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada  nilai dan  moral yang mencerminkan karakter diri, masyarakat dan bangsa. 
f)        Menanamkan sikap berorientasi kepada masa kini dan masa depan.
g)      Memahami dan mampu menangani isu-isu kontroversial untuk mengkaji permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya. 
h)      Mengembangkan pemahaman internasional dalam menelaah fenomena aktual dan global. 
Peminatan sejarah pada kurikulum 2013 diatur sebagai bagian dari keinginan para siswa untuk mengikuti pelajaran yang diminatinya diluar dari pelajaran-pelajatran penjurusan yang telah dilakukannya. Pembelajaran sejarah pada peminatan tidak serta merta sama dengan pembelajaran pada pelajaran non peminatan. Sejarah peminatan harus ditekankan pada produk sebagai hasil dari pengajaran peminatan tersebut berdasarkan hasil pengajaran yang telah dilakukan. Produk bisa berupa laporan dan berbagai bentuk hasil lain yang berhubungan dengan materi sejarah peminatan ini.
Mata pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas meliputi Prinsip Dasar Ilmu Sejarah, Sejarah Indonesia sejak masa Pra aksara sampai dengan Masa Reformasi, dan Sejarah Dunia sejak masa Peradaban Kuno sampai dengan Revolusi Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan rincian sebagai berikut;
  1. Prinsip dasar ilmu sejarah
  2. Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia
  3. Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia
  4. Indonesia pada masa penjajahan
  5. Revolusi besar dunia dan pengaruhnya
  6. Kebangkitan heroisme dan kebangsaan Indonesia
g.       Proklamasi dan perkembangan negara kebangsaan Indonesia.
h.       Perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
i.         Dunia pada masa Perang Dingin dan perubahan poilitik global
j.        Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
k.      Indonesia pada masa Orde Baru
l.         Indonesia pada masa Reformasi
m.     Indonesia dan Dunia pada masa Revolusi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kompetensi yang dikembangkan di dalam pembelajaran sejarah, yaitu;
Kelas
Kompetensi Tertinggi
X
·        Menganalisis keterkaitan  antara dua atau lebih faktor
XI
·        Menganalisis  untuk menentukan pokok pikiran (konsep/teori)
·        Mengevaluasi berdasarkan kriteria  internal
XII
·        Mengevaluasi berdasarkan kriteria standar  (eksternal yang berlaku secara umum)
·        Mencipta (originalitas)

Pembelajaran sejarah disini dikembangkan dalam dua prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen
a.      Prinsip-prinsip pembelajaran:
1). Umum:
(a) Mengamati: melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak baik tanpa maupun dengan alat
(b) Menanya:
·        mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai yang bersifat hipotesis
·        diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri sehingga menjadi kebiasaan
(c) Mengeksplorasi:
·        menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan
·        menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen)
·        mengumpulkan data
(d) Mengasosiasi:
·        menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, menentukan hubungan antardata/kategori
·        menyimpulkan dari hasil analisis data dimulai dari unstructured-uni structure-multy structure-complicated structure
(e) Mengkomunikasikan:
·        menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya.
2). Khusus:
(a)    Pembelajaran difokuskan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan sejarah sehingga peserta didik memahami konsep-konsep utama sejarah, menguasai keterampilan dasar sejarah, dan memantapkan penggunaan konsep utama dan keterampilan dasar ketika mereka mempelajari berbagai peristiwa sejarah
(b)   Setiap peristiwa sejarah dirancang sebagai kegiatan pembelajaran yang utuh dan mendalam, baik dilakukan secara kelompok atau individual. Hasil pendalaman tersebut dipaparkan di depan kelas sehingga peserta didik lain memiliki pengetahuan dan pemahaman peristiwa sejarah lainnya secara garis besar, berdasarkan laporan kelas peserta didik.
(c)    Proses pembelajaran sejarah memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan berbagai sumber baik buku teks, buku referensi, dokumen, nara sumber, atau pun artefak serta memberi kesempatan yang luas untuk menghasilkan “her or his own histories” (Borries, 2000)

c.   Prinsip-prinsip asesmen: 
Prinsip-prinsip asesmen dalam mata pelajaran Sejarah, antara lain;
1.      Menentukan aspek dari hasil belajar Sejarah yang sudah dan belum dikuasai peserta didik sesudah suatu proses pembelajaran.
2.      Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar yang kurang atau belum dikuasai.
3.      Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi peserta didik yang mengalami masalah dalam penguasaan pengetahuan, kemampuan, nilai dan sikap.
4.      Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran berikutnya.
5.      Aspek-aspek yang dinilai/dievaluasi mencakup;
·        pengetahuan dan pemahaman tentang peristiwa sejarah
·        kemampuan mengkomunikasikan pemahamannya mengenai peristiwa sejarah dalam bahasa lisan dan tulisan
·        kemampuan menarik pelajaran/nilai dari suatu peristiwa sejarah
·        kemampuan menerapkan pelajaran/nilai yang dipelajari dari peristiwa sejarah dalam kehidupan sehari-hari
·        kemampuan melakukan kritik terhadap sumber dan mengumpulkan informasi dari sumber
·        kemampuan berfikir historis dalam mengkaji berbagai peristiwa sejarah dan peristiwa politik, sosial, budaya, ekonomi yang timbul dalam kehidupan keseharian masyarakat dan bangsa
·        memiliki semangat kebangsaan dan menerapkannya dalam kehidupan kebangsaan
Untuk itu dapat digunakan berbagai model asesmen hasil belajar yang mampu memberikan informasi hasil belajar tersebut seperti SOLO Taksonomy dan Performance assessment, dan port-folio assessment yang sangat baik digunakan untuk asesmen yang berkenaan dengan tujuan mendapatkan informasi kemampuan peserta didik dalam berpikir sejarah, keterampilan sejarah, nilai dan sikap yang terbentuk dari proses pembelajaran sejarah. Untuk mendapatkan informasi mengenai penguasaan berbagai fakual penting peristiwa sejarah dapat digunakan model tersebut dan tes dengan bentuk soal objektif. Untuk Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar Peminatan dapat DIDOWNLOAD DISINI 
Sumber. Workshop kesejarahan guru sejarah



Minggu, 13 Oktober 2013

Belajar Menjadi Guru

          
Menjadi guru merupakan sebuah perbuatan yang sangat mulia, setidaknya itulah yang saya fikirkan saat saya pertama kali menjadi guru di tahun 2010 lalu. Menjadi seorang guru pada dasarnya merupakan sebuah pekerjaan yang sangat berat apalagi dengan tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab yang diemban. Guru selama ini diembankan tanggung jawab yang seharusnya dipikul oleh seluruh negara indonesia yaitu mencerdaskan bangsa. Sebagai tulang punggung upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, guru diberikan rambu-rambu dalam mengajar. Batasan-batasan ini kemudian lebih dikenal dengan kurikulum. Kurikulum terkadang mengungkung guru untuk tidak berani melanggar batasan-batasan pengajaran dan bahasan yang terdapat didalamnya. Kurikulum bagi seorang guru di buat seolah-olah sebuah Kitab Suci dan Undang-Undang Dasar bagi pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung disekolah.
              Pada dasarnya pemberlakuan kurikulum dalam pembelajaran bagi guru memang dibutuhkan agar pembahasan guru tidak menyimpang dan melenceng, akan tetapi pemberlakuannya sebagai kitab bagi sebagian guru adalah sebuah kesalahan besar. Guru seharusnya mampu mengembangkan kurikulum dan memberikan warna pada kurikulum yang diberlakukan. Berpedoman pada kurikulum yang baru yaitu 2013 pada dasarnya guru memiliki lebih banyak tanggung jawab dan tugas selain mencerdaskan dalam artian cerdas otak, cerdas jasmani dan juga cerdas perilaku. Hal ini sebaiknya juga ditunjang pada kemampuan guru itu sendiri bagaimana seorang guru mampu mencerdaskan para siswa apabila guru tersebut belum mampu mencerdaskan dirinya. Hambatan terbesar bagi seorang guru yang sudah saya rasakan adalah rasa malas, inilah kuncinya guru tidak boleh malas.
               Kemalasan yang dimaksud bukan hanya malas mengajar tapi juga malas belajar. Seorang guru terkadang sudah mengajar puluhan tahun dan merasa mampu untuk mengajar tanpa harus belajar lagi. Akan tetapi sekarang masanya sudah berbeda dengan dahulu. Guru dituntut untuk lebih terbuka dalam menerima kritik dan saran dari siswanya sebagai bagian dari belajar guru. Sebagai contoh, maraknya tempat les yang ada sekarang membuat siswa mengetahui langkah-langkah dan cara-cara yang lebih mudah dalam mengerjakan soal dibandingkan dengan langkah yang diberikan gurunya. Akan tetapi tidak semua guru mau menerima langkah yang digunakan siswa walaupun sang guru tau bahwa langkah tersebut benar biarpun tidak sama dengan langkah yang diberikannya. Rasa ego dan gengsi seorang guru pada saat ini bukan lagi sebuah senjata yang ampuh dalam mendidik siswa, senjata ampuh sekarang adalah rasa cinta, menghargai dan menghormati antara guru dengan siswanya.
             Mengajar jangan lagi diartikan guru sebagai sebuah pekerjaan melainkan dilakukan sebagai sebuah kewajiban dan dijalankan dengan keikhlasan. Menjadi guru yang baik bukan dinilai dari seberapa jauh prestasi seorang guru tapi dilihat dari seberapa besar prestasi anak didiknya dalam mencapai kompetensi-kompetensi yang diharapkan, seberapa mampu para peserta didiknya memberikan sebuah perhatian pada masyarakatnya dan seberapa pedulinya para peserta didik terhadap lingkungannya. Karena siswa yang pandai bukan hanya dinilai dari kepandaian otak saja tapi juga dari perbuatan dan juga kepekaan sosialnya. Saya mungkin belum menjadi guru yang baik tapi saya tetap akan belajar untuk menjadi guru mari belajar menjadi guru dan mencerdaskan bangsa ini. Jika bukan kita guru-guru Indonesia siapa lagi yang mau di bebani tanggung jawab ini.

Rabu, 25 September 2013

Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Sejarah

Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengedepankan pada sikap dan perilaku siswa, pada hakikatnya kurikulum ini menginginkan manusia Indonesia yang berakhalak mulia juga pandai dalam berbuat dan berfikir. Kurikulum 2013 pada hakikatnya harus mampu mengubah cara pandang guru untuk bisa berpikir dengan cara, metode, dan evaluasi sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Perubahan terbesar adalah di jenjang SD, dari pendekatan bidang studi beralih ke pendekatan tematik integratif.  Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu pada IPA dan IPS. Karakteristik proses pembelajaran di SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/

Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun pendekatan tematik masih dipertahankan.Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/ataupembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan

Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquirylearning)dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Implementasi kurikulum 2013 pada pelajaran Sejarah menjadi sesuatu yang menantang dimana para guru sejarah dituntut untuk bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih apa yang ingin dipelajarai. Tapi pertanyaannya beranikah seorang guru sejarah keluar dari pakem yang selama ini telah dilakukannya? beranikah guru sejarah membiarkan siswa mencari dan kemudian memilih materi yang ingin mereka pelajari? serta berbagai pertanyaan-pertanyaan lain yang hanya bisa dijawab oleh para pengajar sejarah itu sendiri. Kurikulum 2013 menuntut pelajaran sejarah sebagai pelajaran yang mampu memberikan tauladan pada para siswa dengan harapan mengubah sudut pandang siswa dalam melihat dan mengerti akan bangsa dan negaranya. Jika mengutip kalimat yang diucapkan oleh salah seorang mantan presiden Amerika, "Jangan tanyakan apa yang telah negara mu berikan pada mu tapi tanyakan apa yang mampu kamu berikan untuk negara mu". Sejarah dituntut memberikan kebanggaan pada para siswa terhadap bangsa dan negaranya. Disinilah waktunya guru sejarah menjadi katalis dalam menyaring segala pengaruh negatif dari penyimpangan-penyimpangan sejarah. Pendidik dituntut untuk mampu memberikan pengertian pada para peserta didiknya bahwa kebenaran sejarah itu bersifat relatif sesuai dengan sudut pandangnya, tetapi juga menjelaskan bahwa relatifitas itu hanya berlaku apabila terdapat sumber dan bukti sejarah yang termaktup dalam fakta sejarah yang berbeda-beda. Lebih lanjut sebagai guru sejarah saya mengajak pada semua guru sejarah di Indonesia mari mengajar dengan hati dan nurani bukan lagi dibudak oleh kurikulum dan sistem, berani suarakan kebenaran sejarah dan memberikan pengertian pada para siswa untuk menghargai dan bangga akan bangsanya sendiri. Hidup sejarah Indonesia hidup Indonesia (JASMERAH).  Salam satu jiwa

Senin, 11 Februari 2013

Motivasi dan Pembentukan Karakter Siswa

           Sebagai seorang guru pada dasarnya kita dituntut untuk selalu memberikan yang terbaik kepada siswa didik kita, hal inilah yang seringkali dijadikan landasan bagi seorang guru dalam rangka memberikan dril soal dan latihan kepada siswanya karena dianggap bahwa yang terbaik bagi serta menentukan masa depan siswa adalah nilai yang tinggi. Akan tetapi pada dasarnya kita lupa bahwa karakter dan sifat serta sikap seoranglah yang akan menentukan masa depannya. Seorang yang dimasa kecilnya tidak terlalu pandai seperti Thomas Alfa Edison menunjukkan bahwa ia juga bisa berhasil karena ketekunannya dalam mendalami dan fokusnya untuk bisa membuat bola lampu walau harus melakukan percobaan ribuan kali dalam menghasilkannya. Atitude atau sikap inilah yang tidak bisa kita temukan dalam nilai-nilai kognitif.
           Sikap sendiri merupakan pengembangan dari karakter seseorang apabila dikaji lebih jauh karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia (Juansyah: 2012).  Sedangkan pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Dekdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter, adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak.
            Mengingat hal tersebut maka sekarang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  menggalakan pendidikan karakter sebagai hal wajib yang diajarkan di sekolah. Akan tetapi penerapan dari pendidikan karakter tersebut seringkali tidak tepat sasaran terutama karena adanya pembatasan pendidikan karakter terhadap 18 karakter bangsa yang ingin diterapkan. Pada hakikatnya pendidikan karakter bukan hendak mengebiri tanggung jawab dan wewenang guru dalam menjadi pamong bagi peserta didik melainkan adalah memberi kesempatan bagi guru untuk bisa memberi motivasi dan wejangan bagi peserta didik dalam mnghadapi permasalahannya terutama yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru tersebut. Pendidikan yang didasari oleh motivasi merupakan sebuah hal  yang baik dalam membangun karakter dan menentukan keberhasilan dari upaya pembangunan karakter tersebut. Maka dari itu marilah sebagai seorang guru berikan motivasi yang lebih kepada siswa dalam rangka menghadapi permasalahannya bukan malah menakut-nakuti siswa dan membuatnya down karena masadepan siswa bukan hanya didasarkan pada nilai yang tetera di laporan hasil belajar melainkan juga pada sikap dan perilaku siswa di dalam dan di luar sekolah. Mulai sekarang berikanlah motivasi yang membangun karakter siswa dengan demikian maka anda akan melihat sejauh mana keberhasilan anda dalam membentuk karakter siswa didik anda. 

" GG"

Pendidikan Karakter Bukan Mendidik Calon Pemimpin

Membangun karakter siswa tidak sama dengan membangun karakter pemimpin walaupun seorang siswa berusaha disiapkan menjadi pemimpin baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Tetapi berbeda dari itu, tidak semua siswa siap untuk dilahirkan dan dilatih menjadi pemimpin. Apalagi pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum kepribadian ada 4, yaitu :
  1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
  2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
  3. Phlegmatis :  tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
  4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
          Apalagi Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan. Jangan sampai pendidikan karakter kemudian menghasilkan siswa yang tidak bisa mengenal potensi dan kepribadiannya. Buat apa menjadikan siswa disiplin, penuh tanggung jawab, rela berkorban dan berbagai karakter bangsa lainnya yang di rangkum kedalam 18 nilai karakter bangsa akan tetapi juga menjadikan siswa yang keras dalam karakternya dan tidak bisa memberikan yang terbaik bagi dirinya sendiri.
          Membangun karakter melalui pandidikan yang ada di sekolah sangatlah baik akan tetapi jangan sampai kelewatan dengan memaksa mereka harus memenuhi kesemua karakter tersebut padahal tidak semua karakter akan cocok terhadap kepribadian masing-masing siswa. Akhir kata mari kita bangun karakter siswa yang bisa sesuai dengan kepribadiannya tanpa harus membuat siswa tersebut kehilangan kepribadiannya karena pemaksaan pendidikan karakter di sekolah. Karakter bangsa bukan ditujukan untuk membentuk seorang pemimpin bangsa melainkan membentuk masyarakat Indonesia yang berkarakter dan tidak meninggalkan kepribadian dirinya dan bangsanya. 

"Dari Berbagai Sumber" TTD GG


Jumat, 11 Januari 2013

Anda Mengantuk? Silahkan Berdiri


Saat ini mungkin itulah yang terlintas di benak saya saat melihat siswa tertidur. Teguran agar siswa mencuci muka dan lain sebagainya seakan tidak mempan mengatasi kantuk siswa di ruang kelas. Berdiri disini pada dasarnya bukanlah hukuman akan tetapi setelah saya melakukan riset dengan membaca berbagai sumber ternyata berdiri mengakibatkan titik saraf di telapak kaki tertekan sehingga dapat mengurangi kantuk.
Seperti pada artikel yang saya baca dari kompasiana.com Sebenarnya cuma berdiri doang, dan menyadari bahwa kita tengah berdiri, sekarang ini, di tempat ini. Kira-kira seperti inilah tafsir dari dari makna jurus wu ji zhuang yang tersohor itu. Gampang, kan! Cuma supaya tidak salah penegertian ada baiknya saya gambarkan bagaimana cara melakukannya dengan benar sesuai yang dimaksud dalam ilmu tai chi. Mari kita lakukan bersama-sama! Berdiri dengan kedua kaki rapat dan kedua lengan menggantung secara alami di kedua sisi. Kendurkan otot-otot dada anda. Tahanlah sedikit rahang bawah anda. Pandanglah sejajar ke depan. Mulut anda sebaiknya sedikit terbuka, seolah terseyum. Tutuplah mata dengan pelan, bersihkan pikiran dari masalah, dan bersikaplah rileks.
Tubuh dalam kondisi rileks. Biarkan pikiran bebas, jangan diarahkan dan juga jangan diikuti. Anda hanya merasa, merasakan apa yang terasa pada tubuh anda. Fokuskan perhatian pada kedua telapak kaki dan rasakan. Bila pikiran mengajak anda berkelana kesana-kemari, kembalikan lagi perhatian pada telapak kaki. Bernapaslah secara wajar dan alami. Hirup dan hembuskan. Jangan ditahan. Satukan tubuh dan rasa (pikiran). Sampai anda merasa tenang, kaki menancap kokoh ke bumi seakan-akan mempunyai akar. Berat tubuh bertumpu secara merata pada kedua kaki. Biarkan telinga anda mendengar. Hanya mendengar. Sampai anda merasakan keheningan dan ketenangan yang sungguh-sungguh. Tetaplah dalam posisi ini antara 5-10 menit.
Menurut penelitian, sejak usia 25 tahun, kita sudah mengidap sarcopenia atau kehancuran massa otot. Secara rata-rata, kita kehilangan seperlima dari setiap 450 gram otot setiap tahun. Masalah utamanya adalah melemahnya otot-otot perut yang disebabkan oleh kondisi duduk membungkuk selama bertahun-tahun , yang menyebabkan tekanan yang tidak seimbang pada tulang belakang bagian bawah. Demikian menurut Carolyn Hewison, manajer fisioterapi untuk rumah sakit dari grup Nuffield. Untuk menghindari postur tubuh yang buruk, cobalah untuk berdiri tegak beberapa
kali dalam sehari. Caranya dengan berdiri menempel di dinding, termasuk pundak, pinggang, dan kepala, untuk mendorong postur yang lebih baik. "Cobalah menjaga posisi tersebut saat Anda berjalan. Semakin sering Anda melakukannya, semakin terbiasa otot-otot perut dan punggung Anda dalam memberikan dukungan yang diperlukan (untuk menyangga tubuh).
Manfaat berdiri itulah yang saya terapkan sabagai sanksi saat siswa mengantuk jadi pada dasarnya bukan merupakan hukuman bagi siswa. Siswa yang berdiri tegak saya wajibkan untuk tetap memfokuskan pandangan dan pendengarannya pada pelajaran yang saya berikan dan ternyata tingkat pemahaman siswa yang berdiri bisa lebih baik karena dengan ia berdiri maka bisa lebih fokus dalam menerima pelajarannya dibandingkan saat ia duduk dan mengantuk. Jadi buat para siswa yang mengantuk mulai sekarang cobalah melakukan terapi berdiri untuk menghilangkan rasa kantuk dan juga dapat menyehatkan tubuh dibandingkan dengan mencuci muka yang hanya sebentar manfaatnya. Nah sekarang anda sudah mengertahui manfaat berdiri juga bisa meningkatkan semangat dan fokus guru dalam mengajar siswa akan lebih memperhatikan guru yang berdiri dibandingkan dengan guru yang mengajar hanya dengan cara duduk. Jadi sekarang jika ANDA MENGANTUK????? SILAHKAN BERDIRI.